
Teori
ini mendapat tentangan dari banyak pemuka gereja, diantaranya Christoph
Clavius, seorang imam Yesuit pada abad ke-16 dan Martin Luther, seorang
teolog Jerman. Clavius mencemaskan teori heliosentris akan memporak
porandakan bangunan pengetahuan astronomi yang selama ini diperkenalkan
oleh gereja. Dalam kotbah-kotbahnya, Clavius selalu menyebut teori
Copernicus sebagai pengetahuan yang salah dan tidak masuk akal.
Sementara Luther menyebut Coperbicus sebagai si dungu pembuat kacau ilmu
astronomi.
Menanggapi
cemoohan itu, Copernicus menulis surat kepada Paus Paulus II. Dalam
suratnya tersebut, dia menjelaskan bahwa pada saat ini ada beberapa
'pembual' yang sedang mengkritik karyanya. Sayangnya, para pembual ini
sama sekali tidak memahami ilmu matematika. Bahkan para pembual itu
telah memanipulasi arti beberapa ayat Kitab Suci agar sesuai dengan
tujuan mereka.
Selanjutnya
teori heliosentris Copernicus ini diterbitkan sebagai buku pada tahun
1543 dengan judul On the Revolutions of the Heavenly Spheres. Teorinya
ini merupakan penemuan paling penting dalam sejarah, yang menjadi
pangkal tolak fundamental bagi perkembangan astronomi dan sains modern.
Heliosentris telah menimbulkan revolusi ilmiah yang banyak memengaruhi
aspek kehidupan manusia.
Untuk
menghormati jasa-jasanya dalam ilmu pengetahuan, pada tahun 1945
didirikan Universitas Nicolaus Copernicus di kota Torun. Sepanjang
hayatnya Copernicus telah menjalani beragam profesi. Profesi yang
digelutinya antara lain sebagai kanon gereja, hakim, tabib, astrolog,
gubernur dan administrator. Mencengangkan bukan?
0 komentar: